may Allah Bless you

Sunday 8 May 2011

Kisah Perang Badar


Perang Badar terjadi pada 7 Ramadhan, dua tahun setelah hijrah. Ini
adalah peperangan pertama yang mana kaum Muslim (Muslimin) mendapat
kemenangan terhadap kaum Kafir dan merupakan peperangan yang sangat
terkenal karena beberapa kejadian yang ajaib terjadi dalam peperangan
tersebut. Rasulullah Shallalaahu 'alayhi wa sallam telah memberikan
semangat kepada Muslimin untuk menghadang khafilah suku Quraish yang
akan kembali ke Mekkah dari Syam. Muslimin keluar dengan 300 lebih
tentara tidak ada niat untuk menghadapi khafilah dagang yang hanya
terdiri dari 40 lelaki, tidak berniat untuk menyerang tetapi hanya
untuk menunjuk kekuatan terhadap mereka. Khafilah dagang itu lolos,
tetapi Abu Sufyan telah menghantar pesan kepada kaumnya suku Quraish
untuk datang dan menyelamatkannya. Kaum Quraish maju dengan pasukan
besar yang terdiri dari 1000 lelaki, 600 pakaian perang, 100 ekor kuda,
dan 700 ekor unta, dan persediaan makanan mewah yang cukup untuk
beberapa hari.

Kafir Quraish ingin menjadikan peperangan ini sebagai kemenangan bagi
mereka yang akan meletakkan rasa takut di dalam hati seluruh kaum
bangsa Arab. Mereka hendak menghancurkan Muslimin dan mendapatkan
keagungan dan kehebatan. Banyangkan, pasukan Muslimin dengan jumlah
tentara yang kecil (termasuk 2 ekor kuda), keluar dengan niat mereka
hanya untuk menghadang 40 lelaki yang tidak bersenjata akan tetapi
harus menghadapi pasukan yang dipersiapkan dengan baik -3 kali- dari
jumlah mereka. Rasulullah SAW dengan mudah meminta mereka Muslimin
untuk perang dan mereka tidak akan menolak, akan tetapi, beliau SAW
ingin menekankan kepada pengikutnya bahwa mereka harus mempertahankan
keyakinan dan keimanan dan untuk menjadi pelajaran bagi kita. Beliau
SAW mengumpulkan para sahabatnya untuk mengadakan musyawarah. Banyak di
antara sahabat Muhajirin yang memberikan usulan, dengan menggunakan
kata-kata yang baik untuk menerangkan dedikasi mereka. Tetapi ada
seorang sahabat yaitu Miqdad bin Al-Aswad ra., dia berdiri dihadapan
mereka yang masih merasa takut dan berkata kepada Rasulullah SAW,

"Ya Rasulullah (SAW)!, Kami tidak akan mengatakan kepadamu seperti apa
yang dikatakan oleh bani Israel kepada Musa (AS), 'Pergilah kamu
bersama Tuhanmu, kami duduk (menunggu) di sini'( Dalam surah
Al-Maidah). Pergilah bersama dengan keberkahan Allah dan kami akan
bersama dengan mu !".

Rasulullah SAW merasa sangat suka, akan tetapi Rasulullah hanya diam,
beliau menunggu dan beberapa orang dari sahabat dapat mengetahui
keinginan Beliau SAW. Sejauh ini hanya sahabat Muhajirin yang telah
menyatakan kesungguhan mereka, akan tetapi Beliau menuggu para sahabat
Anshor yang sebagian besar tidak hadir dalam baiat 'Aqaabah untuk turut
serta dalam berperang melawan kekuatan musuh bersama-sama Rasulullah
SAW di luar kawasan mereka. Maka, pemimpin besar sahabat Anshor, Sa'ad
bin Muadh angkat bicara, "Ya Rasulullah (SAW) mungkin yang engkau
maksudkan adalah kami". Rasulullah SAW menyetujuinya. S'ad kemudian
menyampaikan pidatonya yang sangat indah yang mana dia berkata,

"Wahai utusan Allah, kami telah mempercayai bahwa engkau berkata benar,
Kami telah memberikan kepadamu kesetiaan kami untuk mendengar dan thaat
kepadamu... Demi ALlah, Dia yang telah mengutusmu dengan kebenaran,
jika engkau memasuki laut, kami akan ikut memasukinya bersamamu dan
tidaka ada seorangpun dari kami yang akan tertinggal di belakang...
Mudah-mudahan Allah akan menunjukkan kepadamu yang mana tindakan kami
akan menyukakan mu. Maka Majulah bersama-sama kami, letakkan
kepercayaan kami di dalam keberkatan Allah".

Rasulullah sangat menyukai apa yang disampaikan dan kemudian beliau
bersabda, "Majulah ke depan dan yakinlah yang Allah telah menjajikan
kepadaku satu dari keduanya (khafilah dagang atau perang), dan demi
Allah, seolah olah aku telah dapat melihat pasukan musuh terbaring
kalah". Pasukan Muslimin bergerak maju dan kemudian berhenti sejenak di
tempat yang berdekatan dengan Badar (tempat paling dekat ke Madinah
yang berada di utara Mekkah). Seorang sahabat bernama, Al-Hubab bin
Mundhir ra., bertanya kepada Rasulullah SAW, " Apakah ALlah mewahyukan
kepadamu untuk memilih tempat ini atau ianya strategi perang hasil
keputusan musyawarah?". Rasulullah SAW bersabda, "Ini adalah hasil
strategi perang dan keputusan musyawarah". Maka Al-Hubab telah
mengusulkan kembali kepada Rasulullah SAW agar pasukan Muslimin
sebaiknya bermarkas lebih ke selatan tempat yang paling dekat dengan
sumber air, kemudian membuat kolam persediaan air untuk mereka dan
menghancurkan sumber air yang lain sehingga dapat menghalang orang
kafir Quraish dari mendapatkan air. Rasulullah SAW menyetujui usulan
tersebut dan melaksanakannya [*]. Kemudian Sa'ad bin Muadh mengusulkan
untuk membangun benteng untuk Rasulullah SAW untuk melindungi beliau
dan sebagai markas bagi pasukan Muslimin. Rasulullah SAW dan Abu Bakar
ra. tinggal di dalam benteng sementara Sa'ad bin Muadh dan sekumpulan
lelaki menjaganya.

Rasulullah SAW telah menghabiskan sepanjang-panjang malam dengan berdoa
dan beribadah walaupun beliau SAWmengetahui bahwa Allah ta'ala telah
menjanjikannya kemenangan. Ianya melebihi cintanya dan penghambaannya
dan penyerahandiri kepada Allah ta'ala dengan ibadah yang Beliau SAW
kerjakan. Dan ianya telah dikatakan sebagai bentuk tertinggi dari
ibadah yang dikenal sebagai 'ainul yaqiin.

No comments:

Post a Comment

nama anak-anak