may Allah Bless you

Friday 6 May 2011

Puteri-Puteri Rasulullah SAW



1. ZAINAB BINTI RASULULLAH SAW.


Zainab adalah putri tertua Rasulullah SAW.. Rasulullah SAW. telah menikahkannya dengan sepupu
beliau, yaitu Abul 'Ash bin Rabi' sebelum beliau diangkat menjadi Nabi,
atau ketika Islam belum tersebar di tengah-tengah mereka. lbu Abul 'Ash
adalah Halah binti Khuwaylid, bibi Zainab dari pihak ibu. Dari
pernikahannya dengan Abul 'Ash mereka mempunyai dua orang anak: Ali dan
Umamah. Ali meninggal ketika masih kanak-kanak dan Umamah tumbuh dewasa
dan kemudian menikah dengan Ali bin Abi Thalib ra. setelah wafatnya
Fatimah ra.

Setelah berumah tangga,
Zainab tinggal bersama Abul 'Ash bin Rabi' suaminya. Hingga pada suatu
ketika, pada saat suaminya pergi bekerja, Zainab mengunjungi ibunya.
Dan ia dapatkan keluarganya telah mendapatkan suatu karunia dengan
diangkatnya, ayahnya, Muhammad SAW. menjadi Nabi akhir jaman. Zainab
mendengarkan keterangan tentang Islam dari ibunya, Khadijah ra..
Keterangan ini membuat hatinya lembut dan menerima hidayah Islam. Dan
keislamannya ini ia pegang dengan teguh, walaupun ia belum menerangkan
keislamannya kepada suaminya, Abul 'Ash.

Sedangkan Abul 'Ash bin Rabi'
adalah termasuk orang-orang musyrik yang menyembah berhala. Pekerjaan
sehari-harinya adalah sebagai peniaga. Ia sering meninggalkan Zainab
untuk keperluan dagangnya. la sudah mendengar tentang pengakuan
Muhammad sebagai Nabi SAW.. Namun, ia tidak mengetahui bahwa istrinya,
Zainab sudah memeluk Islam. Pada tahun ke-6 setelah hijrah Nabi SAW. ke
Madinah.

Abul 'Ash bin Rabi' pergi ke
Syria beserta kafilah-kafilah Quraisy untuk berdagang. Ketika
Rasulullah SAW. mendengar bahwa ada kafilah Quraisy yang sedang kembali
dari Syria, beliau mengirim Zaid bin Haritsah ra. bersama 313 pasukan
muslimin untuk menyerang kafilah Quraisy ini. Mereka menghadang kafilah
ini di dekat Al-is di Badar pada bulan jumadil Awal. Mereka menangkap
kafilah itu dan barang-barang yang dibawanya serta menahan beberapa
orang dari kafilah itu, termasuk Abul 'Ash bin Rabi'. Ketika penduduk
Mekkah datang unluk menebus para tawanan, maka saudara laki-laki Abul
'Ash, yaitu Amar bin Rabi', telah datang untuk menebus dirinya. Ketika
itu, Zainab istri Abul 'Ash masih tinggal di Mekkah. la pun telah
mendengar berita serangan kaum muslimin atas kafilah-kafilah Quraisy
termasuk berita tertawannya Abul 'Ash.

Berita ini sangat
menyedihkannya. Lalu ia mengirimkan kalungnya yang terbuat dari batu
onyx Zafar hadiah dari ibunya, Khadijah binti Khuwaylid ra.. Zafar
adalah sebuah gunung di Yaman. Khadijah binti Khuwaylid telah
memberikan kalung itu kepada Zainab ketika ia akan menikah dengan Abul
'Ash bin Rabi'. Dan kali ini, Zainab mengirimkan kalung itu sebagai
tebusan atas suaminya, Abul 'Ash. Kalung itu sampai di tangan
Rasulullah SAW. Ketika beliau SAW. melihat kalung itu, beliau segera
mengenalinya. Dan kalung itu mengingatkan beliau kepada istrinya yang
sangat ia sayangi, Khadijah. Beliau berkata, 'Seorang Mukmin adatah
penolong bagi orang Mukmin lainnya. Setidaknya mereka memberikan
perlindungan. Kita lindungi orang yang dilindungi oleh Zainab. jika
kalian bisa mencari jalan untuk niembebaskan Abul 'Ash kepada Zainab
dan mengembalikan kalungnya itu kepadanya, maka lakukaniah.' Mereka
menjawab, 'Baik, ya Rasulullah SAW' Maka mereka segera membebaskan Abul
'Ash dan mengembalikan kalung itu kepada Zainab.

Kemudian Rasulullah SAW.
menyuruh Abul 'Ash agar berjanji untuk membiarkan Zainab bergabung
bersama Rasulullah SAW. Dia pun berjanji dan memenuhi janjinya itu.
Ketika Rasulullah SAW. pulang ke rumahnya, Zainab datang menemuinya dan
meminta untuk mengembalikan kepada Abul 'Ash apa yang pernah diambil
darinya. Beliau mengabulkannya. Pada kesempatan itu, Beliau pun telah
melarang Zainab agar tidak mendatangi Abul 'Ash, karena dia tidak halal
bagi Zainab selama dia masih kafir. lalu Abul 'Ash kembali ke Mekkah
dan menyelesaikan semua kewajibannya. Kemudian dia masuk Islam dan
kembali kepada Rasulutiah SAW sebagai seorang Muslim. Dia berhijrah
pada bulan Muharram, 7 Hijriyah. Maka Rasulullah SAW. pun mengembalikan
Zainab kepadanya, berdasarkan pernikahannya yang pertama.

Zainab wafat pada tahun 8
Hijriyah. Orang-orang yang memandikan jenazahnya ketika itu, antara
lain ialah; Ummu Aiman, Saudah binti Zam'ah, Ummu Athiyah dan Ummu
Salamah ra.. Rasulullah SAW. berpesan kepada mereka yang akan
memandikan jenazahnya ketika itu, 'Basuhiah dia dalarn jumlah Vang
ganjil, 3 atau 5 kali atau iebih jika kalian merasa lebih baik begitu.
Mulailah dari sisi kanan dan anggota-anggota wudhu. Mandikan dia dengan
air dan bunga. Bubuhi sedikit kapur barus pada air siraman yang
terakhir. Jika kalian sudah selesai beritahukaniah kepadaku.' Ketika
itu, rambut jenazah dikepang meniadi tiga kepangan, di samping dan di
depan lalu dikebelakangkan. Setelah selesai dari memandikan jenazah,
Ummu Athiyah memberitahukan kepada Nabi SAW. Lalu Nabi SAW memberikan
selimutnya dan berkata, 'Kafanilah dia dengan kain ini.'



2. RUQAYYAH BINTI RASULULLAH SAW.
Ruqayyah telah menikah dengan
Utbah bin Abu lahab sebelum masa kenabian. Sebenarnya hat itu sangat
tidak disukai oleh Khadijah ra.. Karena ia telah mengenal perilaku ibu
Utbah, yaitu Umrnu jamil binti Harb, yang terkenal berperangai buruk
dan jahat. ta khawatir putrinya akan memperoleh sifat-sifat buruk dari
ibu mertuanya tersebut. Dan ketika Rasulullah SAW. telah diangkat
menjadi Nabi, maka Abu Lahablah, orang yang paling memusuhi Rasulullah
SAW. dan Islam. Abu Lahab telah banyak menghasut orang-orang Mekkah
agar memusuhi Nabi SAW. dan para sahabat ra.. Begitu pufa istrinya,
Ummu Jamil yang senantiasa berusaha mencelakakan Rasulullah SAW. dan
memfitnahnya. Atas perilaku Abu lahab dan permusuhannya yang keras
terhadap Rasulullah SAW., maka Allah telah menurunkan wahyu-Nya, 'Maka
celakalah kedu,7 tangan Abu lahab, (Al lahab: 1) Setelah ayat ini
turun, maka Abu lahab berkata kepada kedua orang putranya, Utbah dan
Utaibah, 'Kepalaku tidak haial bagi kepalamu selama kamu tidak
menceraikan Putri Muhammad.' Atas perintah bapaknya itu, maka Utbah
mericeraikan istrinya tanpa alasan. Setelah bercerai dengan Utbah,
kemudian Ruqayyah dinikahkan oleh Rasulullah SAW. dengan Utsman bin
Affan ra.

Hati Ruqayyah pun
berseri-seri dengan pernikahannya ini. Karena Utsman adalah seorang
Muslim yang beriman teguh, berbudi luhur, tampan, kaya raya, dan dari
golongan bangsawan Quraisy. Setelah pernikahan itu, penderitaan kaum
muslimin bertambah berat, dengan tekanan dan penindasan dari kafirin
Quraisy. Ketika semakin hari penderitaan kaum muslimin, termasuk
keluarga Rasulutlah SAW. bertambah berat, maka dengan berat hati Nabi
SAW. mengijinkan Utsman beserta keluarganya dan beberapa muslim lainnya
untuk berhijrah ke negeri Habasyah. Ketika itu Rasulullah SAW.
bersabda, 'Pergilah ke negeri Habasyah, karena di sana ada seorang raja
yang terkenal baik budinya, tidak suka menganiaya siapapun, Di sana
adalah bumi yang melindungi kebenaran. Pergilah kalian ke sana.
Sehingga Allah akan membebaskan kalian dari penderitaan ini.'

Maka berangkatlah satu
kafilah untuk berhijrah dengan diketuai oleh Utsman bin Affan ra.
Rasulullah SAW. bersabda tentang mereka, Mereka adalah orang yang
pertama kali hijrah karena Allah setelah Nabi Luth as.' Setibanya di
Habasyah mereka memperoleh perlakuan yang sangat baik dari Raja
Habasyah. Mereka hidup tenang dan tenteram, hingga datanglah berita
bahwa keadaan kaum muslimin di Mekkah telah aman. Mendengar berita
tersebut, disertai kerinduan kepada kampung halaman, maka Utsman
memutuskan bahwa kafilah muslimin yang dipimpimnya itu akan kembali
lagi ke kampung halamannya di Mekkah. Mereka pun kembali. Namun apa
yang dijumpai adalah berbeda dengan apa yang mereka dengar ketika di
Habasyah. Pada masa itu, mereka mendapati keadaan kaum muslimin yang
mendapatkan penderitaan lebih parah lagi. Pembantaian dan penyiksaan
atas kaum muslimin semakin meningkat. Sehingga rombongan ini tidak
berani memasuki Mekkah pada siang hari. Ketika malam telah menyelimuti
kota Mekkah, barulah mereka mengunjungi rumah masingmasing yang dirasa
aman. Ruqayyah pun masuk ke rumahnya, melepas rindu terhadap orang tua
dan saudara-saudaranya.

Namun ketika matanya beredar
ke sekeliling rumah, ia tidak menjumpai satu sosok manusia yang sangat
ia rindukan. la bertanya, 'Mana ibu?..... mana ibu?....'
Saudara-saudaranya terdiam tidak menjawab. Maka Ruqayyah pun sadar,
orang yang sangat berarti dalam hidupnya itu telah tiada. Ruqayyah
menangis. Hatinya sangat bergetar, bumi pun rasanya berputar atas
kepergiannya. Penderitaan hatinya, ternyata tidak berhenti sampai di
situ. Tidak lama berselang, anak lelaki satu-satunya, yaitu Abdullah
yang lahir ketika hijrah pertama, telah meninggal dunia pula. Padahal
nama Abdullah adalah kunyah bagi Utsman ra., yaitu Abu Abdullah.
Abdullah masih berusia dua tahun, ketika seekor ayam jantan mematuk
mukanya sehingga mukanya bengkak, maka Allah mencabut nyawanya.
Ruqayyah tidak mempunyai anak lagi setelah itu.

Dia hijrah ke Madinah setelah
Rasulullah SAWj. hijrah. Ketika Rasulullah SAW. bersiap-siap untuk
perang Badar, Ruqayyah jatuh sakit, sehingga Rasulullah SAW. menyuruh
Utsman bin Affan agar tetap tinggal di Madinah untuk merawatnya. Namun
maut telah menjemput Ruqayyah ketika Rasulullah SAW. masih berada di
medan Badar pada bulan Ramadhan. Kemudian berita wafatnya ini
dikabarkan oleh Zaid bin Haritsah ke Badar. Dan kemenangan kaum
muslimin yang dibawa oleh Rasulullah SAW. beserta pasukannya dari
Badar, ketika masuk ke kota Madinah, telah disambut dengan berita
penguburan Ruqayyah ra. Pada saat wafatnya Ruqayyah, Rasulullah SAW.
berkata, Bergabunglah dengan pendahulu kita, Utsman bin Maz'un.'

Para wanita menangisi
kepergian Ruqayyah. Sehingga Umar bin Khattab ra. datang kepada para
wanita itu dan memukuli mereka dengan cambuknya agar mereka tidak
keterlaluan dalam menangisi jenazah Ruqayyah. Akan tetapi Rasulullah
SAW. menahan tangan Umar ra. dan berkata, 'Biarkaniah mereka menangis,
ya Umar. Tetapi hati-hatilah dengan bisikan syaitan. Yang datang dari
hati dan mata adalah dari Allah dan merupakan rahmat. Yang datang dari
tangan dan lidah adalah dari syaitan.'



3. UMMU KULTSUM BINTI RASULULLAH SAW.
Ummu Kultsum adalah adik
Ruqayyah ra., putri Rasulullah SAW. Ia telah menikah dengan Utaibah bin
Abu Lahab, saudara Utbah yang telah menikahi Ruqayyah, sebelurn mereka
mengenal Islam. Lalu ketika Rasulullah SAW. telah diangkat menjadi
Nabi, ia dan saudara-saudaranya memeluk Islam dengan lapang dada. Dan
dakwah Nabi SAW. yang selalu ditentang oleh Abu lahab beserta
keluarganya ini, menyebabkan Allah telah mewahyukan kepada Nabi SAW.
firman-Nya yang berbunyi, Maka celakalah kedua tangan Abu
lahab'(Al-lahab: 1) ' Setelah tutun ayat ini, Abu lahab berkata kepads
Utaibah anaknya, "Kepalaku tidak halal bagi kepalamu selama kamu tidak
menceraikan putri Nabi. Maka dia pun menceraikan istrinya, Ummu Kultsum
begitu saja. Utaibah mendatangi Nabi SAW. dan mengatakan kata-kata yang
menyakitkan hati Rasulullah SAW. Atas periakuan itu, maka Rasulullah
SAW. telah berdoa kepada Allah, agar mengirimkan anjing-anjing-Nya
untuk membinasakan Utaibah. Dan apa yang telah didoakan oleh Nabi SAW.
terhadap Utaibah itu benar-benar teriadi.

Dalam suatu perjalanan,
seekor singa yang ganas teiah memilih Utaibah di antara teman-temannya
untuk diterkam kepalanya. Utaibah mati dalam keadaan yang sangat
mengerikan. Setelah bercerai, maka Ummu Kultsum kembali tinggal bersama
Rasulullah SAW. di Mekkah. Dia ikut hijrah ke Madinah ketika Rasulullah
SAW. berhijrah, kemudian tinggal di sana bersama keluarga Rasulullah
SAW. Ruqayyah dan Ummu Kultsum adalah dua orang saudara yang perjalanan
hidup mereka hampir sama. Mereka berdua teriahir dari bapak yang sama,
ibu yang sama, suami mereka pun kakak beradik yang namanya mempunyai
arti yang sama; Utbah dan Utaibah, mempunyai mertua yang sama, masuk
Islam pada hari yang sama, bercerai pada hari yang sama, dan setelah
perceraian itu, mereka mempunyai suami yang sama pula.

Ketika Ruqayyah meninggal
dunia, maka Utsman bin Affan ra. menikahi Ummu Kultsum yang masih
perawan yang belum terjamah oleb Utaibah. Pada waktu itu adalah bulan
Rabi'ul-Awwal, tahun ke-3 Hijriyah. Dan keduanya baru berkumpul pada
bulan Jumadits-Tsani. Mereka hidup bersama sampai Ummu Kultsum
meninggal dunia tanpa mendapatkan seorang anak pun. Ummu Kultsum
meninggal dunia pada bulan Sya'ban tahun ke-9 Hijriyah. Rasulullah SAW.
berkata, 'Seandainya aku mempunyai sepuluh orang putri, maka aku akan
tetap menikahkan mereka dengan Utsman.' Ummu Kultsum adaiah seorang
wanita yang cantik. la senang memakai jubah sutra yang bergaris. Pada
hari wafatnya, jenazahnya telah dimandikan oleh Asma' binti Umais dan
Shafiah binti Abdul Muthalib. jenazahnya ditempatkan di atas sebuah
keranda yang terbuat dari batang polgon palem yang baru dipotong. Dan
pada saat penguburannya, Rasulullah SAW. duduk di dekat kuburan Ummu
Kultsum dengan berlinangan air mata. Beliau berkata, siapa di antara
kalian yang tidak bercampur dengan istrinya tadi malam?' Abu Thalhah
ra. berkata, 'Aku, ya Rasulullah SAW' lalu Beliau menyuruhnya,
"Turunlah kamu." Maka Abu Thalhah turun dan menguburkan Ummu Kultsum ra.



4. FATIMAH BINTI RASULULLAH SAW.
Pada suatu ketika, Abu Bakar
ra. pernah datang kepada Rasulullah SAW. dan meminang Fatimah ra. untuk
dijadian sebagai istrinya. Hal itu dijawab oleh Beliau SAW. dengan
halus, "Wahai Abu Bakar, tunggulah ketetapan tentang Fatimah.' Jawaban
Rasulullah SAW. ini diceritakan oleh Abu Bakar ra. kepada Umar bin
Khattab ra.. Umar berkata, itu artinya beliau menolakmu, wahai Abu
Bakar. Kemudian Abu Bakar ra. menyarankan kepada Umar ra, 'Sekarang
cobalah kamu yang menanyai Rasulullah SAW. untuk meminang Fatimah.'
Atas anjuran tersebut, maka Umar ra. pergi menjumpai Rasulullah SAW.
dan meminta kepada Beliau SAW. untuk menikahkan Fatimah ra. dengannya.
Pada kali itu pun Rasulullah SAW. menjawab, 'Wahai Umar, Tunggulah
ketetapan tentangnya.' Setelah dijawab demikian, Umar ra. menemui Abu
Bakar dan menceritakan hal ini kepadanya. 'Berarti beliau juga telah
menolakmu wahai Umar.' Kata Abu Bakar ra.. Selanjutnya keluarga Ali ra.
telah menyarankan kepada Ali ra., 'Mintalah kepada Rasulullah SAW. agar
kamu dapat meminang Fatimah.' Maka Ali ra. mendatangi Rasulullah SAW.
untuk meminang Fatimah. Pinangan ini diterima oleh beliau dengan baik.
Dan pada hari itu juga Rasulullah SAW. telah menikahkannya dengan
Fatimah ra. dengan mahar beberapa pakaian bekas dan kulit domba.

Dan ketika itu, perlengkapan
pengantin wanitanya antara lain adalah tempat tidur dari dedaunan
kurma, bantal kulit berisi jerami, bejana kulit kecil dan kantong air
dari kulit. Untuk pernikahan itu, Ali ra. telah menjual seekor unta
miliknya dan sebagian barang-barangnya, sehingga terkumpul 480 dirham.
Setelah terkumpul Rasulullah SAW. menyuruh Ali, "Belikaniah dua pertiga
dari uang itu untuk wangi-wangian dan yang sepertiganya untuk
barang-barang.' Setelah menikahi Fatimah, maka Nabi SAW. berkata kepada
Ali ra., 'Carilah rumah'. Maka Ali pun mencari sebuah rurnah untuk
tempat tinggainya bersama keluarga baru. la menemukan sebuah rumah yang
agak jauh dari kediaman Rasulullah SAW. Karena rasa sayang Rasulullah
SAW. kepada Fatimah, beliau berkata kepada Fatimah, 'Aku ingin kalian
pindah agar berdekatan denganku.' Fatimah menjawab, 'Sebaiknya
ayahanda, meminta kepada Haritsa bin Nu'man untuk pindah demi aku.'
Rasulullah SAW. menjawab, 'Haritsa dulu pernah pindah demi kita, jadi
aku enggan untuk memintanya kembali.' Hal ini telah terdengar oleh
Haritsa, sehingga ia datang menemui Rasulullah SAW. dan berkata, 'Ya
Rasulullah SAW, aku telah mendengar bahwa engkau ingin agar Fatirnah
pindah ke dekat rumahmu. Rumah-rumahku adalah rumah Bani Najjar yang
paling dekat ke rumahmu. Aku dan hartaku adalah untuk Allah dan
Rasul-Nya. Demi Allah, Ya Rasulullah SAW. aku lebih menyukai uang yang
engkau ambil dariku daripada yang tinggal.' Rasulullah SAW. berkata,
'Engkau telah berkata dengan sebenarnya, semoga Allah memberkatimu.'
Maka Rasulullah SAW. memindahkan Fatimah ke rumah Haritsa.

Ali dan Fatimah ra. adalah
pasangan suami istri yang hidup dengan penuh kesederhanaan. Tempat
tidur mereka terbuat dari kulit domba. jika mereka akan tidur, mereka
harus membalikkan bulunya terlebih dahulu. Sedangkan bantainya terbuat
dari kulit yang diisi jerami. Walaupun demikian, hari-hari mereka telah
diisi dengan kebahagiaan. Pada suatu ketika, Fatimah berkata, 'Demi
Allah, aku telah menumbuk gandum sampai tanganku lecet.' Maka Ali ra.
menganjurkan kepada istrinya, agar menjumpai Rasulullah SAW. untuk
meminta tawanan-tawanan perang sebagai pembantu di rumahnya. Fatimah
pun segera menemui Rasulullah SAW.. Sesampainya di sana, banyak sahabat
sedang berkumpul di sisi Rasulullah SAW.. Rasulullah SAW. bertanya,
'Ada apa, wahai putriku?' Fatimah menjawab, 'Aku datang untuk
mengucapkan salam untukmu.' Fatimah terlalu segan untuk mengutarakan
maksudnya, sehingga ia kembali pulang tanpa tertunaikan maksud
kedatangannya. Sesampainya di rumah Ali bertanya, "Bagaimana haslinya?'
Fatimah menjawab, 'Aku terlalu malu untuk meminta kepada beliau.'
Kemudian mereka berdua datang menghadap Rasulullah SAW.. Ali ra.
berkata, 'Ya Rasulullah SAW., Fatimah telah menimba air sampai dadanya
luka.ia telah menumbuk (gandum) sampai tangannya lecet. Dan Allah telah
memberimu rampasan perang dan kekayaan, berilah kami seorang pelayan.'
Namun Rasulullah SAW. menjawab, 'Demi Allah, aku tidak akan memberimu
pelayan, dan membiarkan ahli Shuffah menahan perutnya karena kelaparan.
Aku tidak mempunyai sesuatu untuk mereka, jadi aku akan menjual barang
rampasan itu dan memberikannya kepada mereka. Maukah kalian kuceritakan
sesuatu yang lebih baik daripada yang kalian minta tadi? Mereka
menjawab, 'Ya, tentu saja.' Beliau berkata, 'Yaitu beberapa kalimat
yang diajarkan Jibril kepadaku. Ketika kalian beristirahat di tempat
tidur ucapkanlah Subhanallah 33 kali, Alhamdulillah 33 kali, dan Allahu
Akbar 34 kali. Dan nasehat itu telah menjadi amalan rutin keluarga
Fatimah ra.

Ali ra. berkata, 'Demi Allah,
aku tidak pernah mengabaikan bacaan itu sejak Rasulullah SAW.
mengajarkannya kepada kami.' lbnu Kiwa' berkata kepadanya, 'Bahkan pada
malam perang Siffin?' Ali menjawab, 'Semoga Allah murka pada kalian,
wahai penduduk lrak.

Suatu ketika, Ali ra. pernah
berbuat kasar kepada Fatimah ra. Lalu Fatimah ra. mengancam Ali ra.,
Demi Allah, aku akan mengadukanmu kepada Rasulullah SAW.!' Fatimah pun
pergi kepada Nabi SAW. dan Ali ra. mengikutinya. Sesampainya di sana,
Fatimah mengeluhkan tentang kekasaran Ali ra.. Nabi SAW.
menyabarkannya, 'Wahai putriku, dengarkanlah, pasang telinga dan
pahami. Bahwa tidak ada kepandaian sedikit pun bagi wanita yang tidak
membalas kasih sayang suaminya ketika dia tenang.' Ali ra. berkata,
'Kalau begitu aku akan menahan diri dari yang telah kulakukan.' Fatimah
pun berkata, Demi Allah, aku tidak akan berbuat apapun yang tidak
engkau sukai.'

Juga disebutkan dalam riwayat
lain, Pernah terjadi pertengkaran antara Ali dan Fatimah. Lalu
Rasulullah SAW. datang, dan Ali ra. menyediakan tempat untuk Rasulullah
SAW. berbaring. Kemudian Fatimah datang dan berbaring di samping Nabi
SAW.. lalu Ali pun berbaring di sisi lainnya. Rasulullah SAW. mengambil
tangan Ali dan meletakkannya di atas perut beliau, lalu beliau
mengambil tangan Fatimah dan meletakkannya di atas perut beliau.
Selanjutnya beliau mendamaikan keduanya sehingga rukun kembali, Setelah
itu barulah beliau keluar. Ada orang yang melihat kejadian itu lalu
berkata kepada Rasulullah SAW., 'Tadi engkau masuk dalam keadaan
demikian, lalu engkau keluar dalam keadaan berbahagia di
wajahmu.'Beliau menjawab, 'Apa yang menahanku dari kebahagiaan, jika
aku dapat mendamaikan kedua orang yang paling aku cintai?'

Pada suatu ketika, 'Aisyah
ra. sedang duduk bersama Rasulullah SAW., kemudian datanglah Fatimah
dengan gaya berjalannya yang sama dengan gaya berjalan Rasulullah SAW.
Nabi SAW. menyambutnya, 'Selamat datang, Putriku.' Lalu Beliau
mendudukkan Fatimah di sampingnya dan membisikkan sesuatu kepadanya
sehingga Fatimah menangis. Kemudian beliau kembali membisiki lagi
kepada Fatimah, dan dia tertawa. Melihat hal ini, 'Aisyah bertanya,
'Mengapa engkau menangis lalu tertawa setelah dibisiki oleh Rasulullah
SAW. Apa gerangan yang telah dibisikkan Rasulullah SAW. kepadamu?'
Fatimah menjawab, 'Aku tidak akan membuka rahasia beliau.'

Ketika Rasulullah SAW. wafat,
'Aisyah bertanya lagi kepada Fatimah, dan ia menjawab, 'Rasulullah SAW.
membisikiku, 'Jibril selalu mendatangiku setiap tahun dan mengulangi
Al-Qur'an kepadaku satu kali. Namun, pada tahun ini dia datang kepadaku
dua kaii dan membacakan Al-Qur'an kepadaku dua kali. Aku merasa ajalku
sudah dekat. Aku penghulu terbaik bagimu.' Maka aku menangis. Lalu
Beliau membisikkan lagi, 'Engkau orang yang paling cepat menyusuiku
dari keluargaku.' Maka aku tertawa karenanya.

Pada hari-hari menjelang
kematiannya, Fatimah disrerang sakit yang parah. Abu Bakar ra. pergi
mengunjungi Fatimah dan meminta izin untuk masuk. Maka Ali berkata
kepada istrinya, Fatimah, 'Ada Abu Bakar di depan pintu. Apakah engkau
mengizinkannya masuk?' Fatimah ra. mengembalikan pertanyaan itu kepada
suaminya, 'Apakah engkau setuju?' 'Ya,' jawab Ali. Maka Abu Bakar ra.
masuk untuk mengunjunginya dan menghiburnya sehingga membuat Fatimah
senang. Dan pada ketika sakitnya itu, Salma datang menengoknya.
Sedangkan pada hari itu Ali ra. sedang keluar. Fatimah berkata kepada
Salma, 'Tuangkaniah air untuk mandiku.' Maka Salma menuangkan air untuk
mandi Fatimah dengan cara yang terbaik. Kemudian Fatimah berkata,
'Bawakantah bajuku yang baru.' Maka Salma memberikan pakaian baru
kepadanya dan dia pun mengenakannya. Kemudian Fatimah berkata lagi,
'Angkatlah tempat tidurku ke tengah-tengah ruangan.' Salma
memindahkannya, lalu dia berbaring menghadap kiblat. Kemudian Fatimah
berkata kepada Salma, 'Ibu, aku akan menemui ajal sekarang. Aku telah
mandi, jadi jangan biarkan orang lain membuka bahuku.' Salma bercerita,
'Fatimah telah wafat.

Kemudian Ali datang dan aku
mengabarkan hal itu kepadanya.' Ali ra. berkata, 'Demi Allah, tidak
seorang pun yang akan membuka bahunya.' Dia mengangkat jenazah Fatimah
dan menguburkannya dengan mandi itu.

No comments:

Post a Comment

nama anak-anak